ilmu allah yang tersembunyi

YaAllah, ditahun baru 1 Muharram 1444H ini Aku berdoa untuk diriku, orang tua ku, Saudara saudara ku muslimin dan muslimat Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah KisahWali Allah Yang Tersembunyi, Kisah Mbah Shobib Jepara sang Kiyai Nyentrik - Ada satu kisah menarik dari seorang kiyai di daerah Jepara, Jawa Tengah. Kumpulan Video Ilmu Hikmah (Doa, Wirid dan Amalan) Artikel Terbaru. Doa untuk Mengangkat Derajat dan Kejayaan Keluarga dan Orang Lain; AlBashir artinya Maha Melihat. Al Bashir (الْبَصِيرُ) artinya Maha Melihat. Allah Maha Melihat dan Menyaksikan segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Tiada sesuatu pun baik dalam batu di perut bumi maupun di luar angkasa melainkan Allah melihatnya. Allah Maha Melihat segalanya, yang makhluk tak bisa melihatnya. Tuhanku akulah hamba yang bodoh dalam ilmu pengetahuanku ini, maka bagaimana takkan lebih bodoh lagi dalam hal-hal yang aku masih bodoh tidak mengetahuinya. "Apa yang tersembunyi dalam rahasia ghaib, yaitu berupa nur Ilahi dan ma'rifat, pasti akan tampak bekas (pengaruhnya) pada anggota lahir." 15. "Diantara bukti-bukti yang Tetapi apakah Al-Fatihah memuat arti rahasia tentang Allah dan kehidupan ini, yaitu arti yang tersembunyi? Siapakah Yang Dapat Membuka Rahasianya? Al-Quran menekankan bahwa Isa Al-Masih adalah yang terkemuka di bumi dan di akhirat! (Qs 3:45) Al-Quran juga menekankan bahwa Isa Al-Masih benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat Der Mann Meiner Freundin Flirtet Mit Mir. Seorang muslim mesti juga mengimani Allah itu Maha Mengetahui segala sesuatu, Al-Aliim, Al-Khabiir. Imam Al-Muzani rahimahullah berkata, الوَاحِدُ الصَّمَدُلَيْسَ لَهُ صَاحِبَةٌ وَلاَ وَلَدٌ جَلَّ عَنِ المَثِيْلِ فَلاَ شَبِيْهَ لَهُ وَلاَ عَدِيْلَ السَّمِيْعُ البَصِيْرُ العَلِيْمُ الخَبِيْرُ المَنِيْعُ الرَّفِيْعُ Allah itu Maha Esa, Allah itu Ash-Shamad yang bergantung setiap makhluk kepada-Nya, yang tidak memiliki pasangan, yang tidak memiliki keturunan, yang Mahamulia dan tidak semisal dengan makhluk-Nya, tidak ada yang serupa dengan-Nya, tidak ada yang setara dengan Allah. Allah itu Maha Mendengar, Maha Melihat. Allah itu Maha Mengilmui dan Mengetahui. Allah itu yang mencegah dan Mahatinggi. Allah itu Al-Aliim Ada di 175 tempat penyebutan nama Allah Al-Alim Yang Maha Mengetahui dalam Al-Qur’an seperti pada firman Allah, قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖإِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ “Mereka menjawab Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana’.” QS. Al-Baqarah 32 وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ “Allah Maha Mengetahui isi hati.” QS. Ali Imran 154 قَالَ رَبِّي يَعْلَمُ الْقَوْلَ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۖوَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ “Berkatalah Muhammad kepada mereka Rabbku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui’.” QS. Al-Anbiya’ 4 Allah itu Al-Khabiir Al-Khabiir punya makna bahwa Allah mengetahui berbagai rahasia yang tersembunyi, apa yang ada dalam batin secara detail diketahui oleh Allah, dan segala sesuatu secara rinci diketahui oleh Rabb kita. Imam Ibnu Jarir menyebutkan bahwa Al-Khabiir maksudnya adalah Allah Maha Mengetahui segala rahasia hamba, Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati, dan segala sesuatu tidak samar bagi Allah. Lihat Jami’ Al-Bayan, 28103, dinukil dari An–Nahju Al-Asma’ fi Syarh Asma’ Allah Al-Husna, hlm. 187. Penyebutan nama Allah Al-Khabiir ada di 45 tempat dalam Al-Qur’an seperti dalam ayat, قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ الْخَبِيرُ “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”QS. At-Tahrim 3 إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ “Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.” QS. Al-Adiyat 11 Perenungan Beriman kepada Nama Allah Al-Aliim Pertama Penetapan bahwa Allah memiliki ilmu yang sempurna dan meliputi segala sesuatu, dan itu hanya dimiliki oleh Allah, tidak ada satu makhluk pun yang mengetahui sesempurna ilmu Allah. Hal ini seperti disebutkan dalam ayat tentang perkara ghaib, وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚوَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚوَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfudz.” QS. Al-An’am 59 Kedua Allah Yang Maha Mengetahui berarti tahu segala sesuatu yang telah terjadi, yang akan terjadi, dan tidak terjadi seandainya itu terjadi. Sebagaimana disebutkan dalam ayat, أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗإِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَابٍ ۚإِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab Lauh Mahfuzh. Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” QS. Al-Hajj 70 Ketiga Makhluk tidak mengetahui tentang Sang Khaliq kecuali yang Dia kabarkan saja. Secara umum pula kita tidak tahu apa pun kecuali yang Allah ajarkan pada kita. Sebagaimana disebutkan dalam ayat, يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا “Allah mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya.” QS. Thaha 110 Sebagaimana Nabi Adam diajarkan ilmu, وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ “Dan Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama benda-benda seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” QS. Al-Baqarah 31 Keempat Ilmu manusia dibanding dengan ilmu Allah sangatlah jauh berbeda. Allah Ta’ala berfirman, وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖقُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit’.” QS. Al-Isra’ 85 Kelima Hanya Allah yang mengetahui perkara ghaib seperti disebutkan dalam ayat lainnya selain ayat yang disebutkan di atas, إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖوَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖوَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚإِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” QS. Luqman 34 Perenungan Beriman kepada Nama Allah Al-Khabiir Pertama Penetapan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu secara detail dan sampai mengetahui yang tersembunyi. Kedua Allah mengetahui amalan hamba baik berupa perkataan maupun perbuatan, termasuk yang ada dalam batin berupa kebaikan dan kejelekan. Sebagaimana disebutkan dalam ayat, أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ “Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui yang kamu lahirkan atau rahasiakan; dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” QS. Al-Mulk 14 Moga semakin manfaat dengan terus merenungkan nama dan sifat Allah. Referensi An–Nahju Al-Asma’ fi Syarh Asma’ Allah Al-Husna. Cetakan keenam, Tahun 1436 H. Dr. Muhammad Al-Hamud An-Najdi. Penerbit Maktabah Al-Imam Adz-Dzahabi. hlm. 158-164-167. Fiqh Al-Asma’ Al-Husna. Cetakan pertama, Tahun 1436 H. Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr. Penerbit Ad-Duror Al-Almiyyah. hlm. 152-156. Syarh As-Sunnah. Cetakan kedua, Tahun 1432 H. Imam Al-Muzani. Ta’liq Dr. Jamal Azzun. Penerbit Maktabah Dar Al-Minhaj. — Diselesaikan di Pesantren Darush Sholihin, Selasa sore, 14 Shafar 1440 H Oleh Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Rasulullah SAW pernah bersabda, "barangsiapa mengemukakan pendapatnya sendiri tentang isi Al-Qur'an , maka ia telah melakukan kesalahan walaupun pendapatnya itu benar". Untuk menafsirkan kandungan Al-Qur'an, diperlukan keahlian dalam 15 bidang diketahui, Al-Qur'anul-Karim memiliki zahir dan batin. Adapun maksud zahir Al-Qur'an adalah lafaz-lafaz Al-Qur'an yang dapat dibaca oleh semua orang. Sedangkan Batin Al-Qur'an adalah makna atau maksud Al-Qur'an yang dapat dipahami menurut keahlian Mas'ud RA berkata, "Jika kita ingin memperoleh ilmu, maka pikirkan dan renungkanlah makna-makna Al-Qur'an , karena di dalamnya terkandung ilmu orang-orang dahulu dan sekarang." Namun untuk memahaminya, seseorang harus menunaikan syarat dan adab-adabnya terlebih hanya bermodalkan pengetahuan beberapa lafaz bahasa Arab atau melihat terjemahan Al-Qur'an, seseorang berani menafsirkan Al-Qur'an dengan pendapatnya sendiri. Berikut 15 bidang ilmu yang harus dikuasai jika ingin menafsirkan Al-Qur'an .1. Ilmu ilmu untuk mengetahui arti setiap kata Al-Qur'an. Mujahid RA berkata "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka tidak layak baginya berkomentar tentang tentang ayat-ayat Al-Qur'an tanpa mengetahui ilmu lugat. Sedikit pengetahuan tentang lughat tidaklah cukup karena kadang kala satu kata mengandung berbagai arti. Jika hanya mengetahui satu atau dua arti, tidaklah cukup. Bisa jadi kata itu mempunyai arti dan maksud yang Ilmu Nahwu tata bahasa.Sangat penting mengetahui ilmu Nahwu, karena sedikit saja i'rab hanya didapat dalam ilmu Ilmu Sharaf perubahan bentuk kata.Mengetahui ilmu Sharaf sangat penting, karena perubahan sedikit bentuk suatu kata akan mengubah maknanya. Ibnu Faris berkata, "jika seseorang tidak mempunyai ilmu sharaf, berarti ia telah kehilangan banyak hal." Dalam Ujubatut Tafsir, Syeikh Zamakhsyari menulis bahwa ada seseorang yang menerjemahkan ayat Al-Qur'an yang berbunyi {يَوْمَ نَدْعُوْا كُلَّ أُنَاسٍ بِامَامِهِم} "ingatlah pada suatu hari yang pada hari itu Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya." Surah Al Isra [17] 71. Karena ketidaktahuannya tentang ilmu Sharaf, ia menerjemahkan ayat itu seperti ini "Pada hari ketika manusia dipanggil dengan ibu-ibu mereka." Ia mengira bahwa kata 'imaam pemimpin yang merupakan bentuk mufrad tunggal adalah bentuk memahami ilmu sharaf, tidak mungkin akan mengartikan 'imaam sebagai Ilmu Isytiqaq akar kata.Mengetahui ilmu isytiqaq akan dapat diketahui asal-usul kata. Ada beberapa kata yang berasal dari dua kata yang berbeda, sehingga berbeda makna. Seperti kata 'masih' berasal dari kata 'masah' yang artinya menyentuh atau menggerakkan tangan yang basah ke atas suatu benda, atau juga berasal dari kata 'masahat' yang berarti Ilmu Ma'ani. Ilmu ini sangat penting diketahui, karena dengan ilmu ini susunan kalimat dapat diketahui dengan melihat Ilmu Bayaan. Yaitu ilmu yang mempelajari makna kata yang zahir dan yang tersembunyi, juga mempelajari kiasan serta permisalan Ilmu Badi'. Ilmu yang mempelajari keindahan bahasa. Ketiga bidang ilmu di atas juga disebut sebagai cabang ilmu Balaghah yang sangat penting dimiliki oleh para ahli tafsir. Al-Qur'an adalah mukjizat yang agung, maka dengan ilmu-ilmu di atas, kemukjizatan Al-Qur'an dapat Ilmu Qira'at. Ilmu ini sangat penting dipelajari, karena perbedaan bacaan dapat mengubah makna ayat. Ilmu ini membantu menentukan makna paling tepat di antara makna-makna suatu Ilmu Aqa’id. Ilmu yang mempelajari dasar-dasar keimanan. Kadangkala ada satu ayat yang arti zahirnya tidak mungkin diperuntukkan bagi Allah. Untuk memahaminya diperlukan takwil ayat itu, seperti ayat yang berbunyi {يدق الله فوق إيديهم} "Tangan Allah di atas tangan mereka." Surah Al Fath [48] 1010. Ushul Fiqih. Mempelajari ilmu ushul fiqih sangat penting, karena dengan ilmu ini kita dapat mengambil dalil dan menggali hukum dari suatu Ilmu Asbabun-Nuzul. Yaitu ilmu untuk mengetahui sebab-musabab turunnya ayat, sehingga suatu ayat mudah dipahami. Kadangkala maksud suatu ayat itu bergantung pada asbabun Ilmu Nasikh Mansukh. Ilmu ini mempelajari suatu hukum yang sudah dihapus dan hukum yang masih tetap Ilmu Fiqih. Ilmu ini mengkaji hukum-hukum syariat secara rinci dan akan mudah mengetahui hukum secara Ilmu Hadis. Ilmu ini perlu dikuasai untuk mengetahui hadis-hadis yang menafsirkan ayat-ayat Al-Qur' Ilmu Wahbi. Ilmu khusus yang diberikan kepada Allah kepada hamba-Nya yang istimewa, sebagaimana sabda Nabi SAW "Barangsiapa mengamalkan apa yang ia ketahui, maka Allah Ta'ala akan memberikan kepadanya ilmu yang tidak ia ketahui".Dikisahkan dalam satu riwayat, Ali bin Abi Thalib RA pernah ditanya oleh seseorang, "Apakah Rasulullah telah memberimu suatu ilmu atau nasihat khusus yang tidak diberikan kepada orang lain?" Maka Ali menjawab "Demi Allah, demi Yang menciptakan surga dan jiwa. Aku tidak memiliki sesuatu yang khusus kecuali pemahaman Al-Qur'an yang Allah berikan kepada hamba-Nya." Ibnu Adi Dunya berkata, "Ilmu Al-Qur'an dan pengetahuan yang didapat darinya seperti lautan yang tak bertepi."Untuk diketahui, 15 ilmu di atas merupakan alat bagi para mufassir Al-Qur'an . Seseorang yang tidak memiliki ilmu-ilmu itu lalu menafsirkan Qur'an, berarti ia telah menafsirkan menurut pendapatnya sendiri. 3 Orang yang Tidak Akan Mampu Menafsirkan Al-Qur'an 1. Orang yang tidak memahami Bahasa Orang yang berbuat dosa besar atau ahli bid'ah, karena perbuatannya itu membuat hatinya menjadi gelap dan menutupi pemahamannya terhadap Al- Qur' Orang yang dalam akidahnya mengakui makna zahir nash. Jika ia membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang tidak sesuai dengan pikirannya logikanya, maka ia akan gelisah. Orang seperti ini tidak akan mampu memahami Al-Qur'an dengan A'lam Bish-Showabrhs Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sebagai umat manusia,kita diciptakan oleh Allah SWT dengan bekal akal sejak kita dilahirkan dan ditakdirkan untuk hidup di dunia. Akal yang umat manusia miliki ini merupakan karunia yang Allah SWT berikan sebagai pembeda antara kita dengan makhluk-makhluk lain ciptaan-Nya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Akal berarti daya pikir untuk memahami sesuatu dan sebagainya; pikiran; ingatan. [1]Menurut Harun Nasution, kata akal berasal dari kata Arab "al-Aql" yang menjadi kata Indonesia, dalam bentuk kata benda tidak ada dalam Al-quran, hanya bentuk kata kerja al-Aqaluh 1 ayat, ya'qiluha 1 ayat, ya'qilun 22 ayat, ta'qilun 24 ayat dan na'qilu 1 ayat, dalam arti mengertian dan paham. Selain itu menurut ahli Kant juga mengungkapkan pendapatnya bahwa apa yang kita katakan rasional itu adalah ide yang masuk akal tapi menggunakan ukuran hukum alam. Dengan kata lain, pikiran rasional adalah kebenaran yang diukur dengan hukum alam.[2] Akal yang kita miliki ini tentunya harus digunakan untuk dapat lebih jauh lagi mendalami ilmu-ilmu juga Epistemologi Islam Wahyu sebagai Sumber Ilmu dalam Islam Di dalam agama Islam, baik di dalam Alqur'an , sunnah Nabi SAW, maupun semua ajaran dari tokoh-tokoh agama Islam terdahulu menekankan bahwa kedudukan ilmu sangatlah penting. Firman Allah SWT dalam yang artinya sebagai berikut "Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu" ,menjelaskan bahwa Allah SWT ialah sumber dan segala sesuatu, tidak ada satu hal pun yang dapat luput dari pengawasan-Nya, juga kekuasaan-Nya baik itu yang ada di langit maupun yang ada di akhirat serta baik itu yang nyata maupun yang tak terlihat gaib. Sumber ilmu primer dalam epistimologi Islam adalah wahyu yang diterima oleh nabi yang berasal dari Allah SWT, sebagai sumber dari segala sesuatu. Al-Wahyu atau wahyu merupakan masdar infinitive yang memberikan dua pengertian dasar, yaitu tersembunyi dan cepat. [3] Epistimologi Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah juga mengambil sumber ilmu lainnya, yaitu Akal 'aql dan hati qalb serta indra -indra yang terdapat dalam diri juga Dalil dan Sumber-sumber Ilmu FiqihAl-Qur'anSebagai umat muslim sudah seharusnya kita mengakui bahwasanya segala ilmu pengetahuan yang kita dapati bersumber dari Allah SWT melalui firman-Nya di dalam kitab suci Al-quran sebagai pedoman umat manusia agar senantiasa mendapatkan keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat kelak. Banyak sekali di dalam kandungan ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan mengenai ilmu-ilmu pengetahuan seperti mengenai ilmu bumi dan alam, seperti yang ada di dalam Al-Quran surah Qaf ayat 7-8 yaitu, "Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali mengingat Allah." Qs Qaf 7-8Menurut Muhammad Al-ghazali, pada dasarnya Al-Quran memberikan kepada umat Islam wawasan yang luas dan metode pemikiran yang jelas yang dapat digunakan oleh setiap generasi serta ilmu yang dibarengi dengan iman, yang sama sekali tidak ada pertentangan diantara keduanya.[4]Baca juga Hakikat dan Sumber Ilmu Pengetahuan Melalui Perspektif Barat Dan Perspektif Islam 1 2 Lihat Pendidikan Selengkapnya Ilustrasi mengimani sifat wajib Allah. Foto FreepikSifat wajib Allah adalah sifat yang sudah pasti dimiliki oleh Allah SWT sebagai bentuk kesempurnaan bagi-Nya. Sifat-sifat wajib tersebut hanya ada pada Allah dan tidak ada satu pun yang menyamai dan Taofik Yusmansyah dalam buku Aqidah Akhlak, Allah adalah Khalik, Zat yang menciptakan, yang memiliki sifat yang tidak sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh makhluk-Nya. Allah tidak mungkin dapat dibayangkan rupa, bentuk, ciri-ciri, dan gambaran untuk Allah ini hanya dapat diyakini melalui keyakinan dan akal sehat, berdasarkan petunjuk dari dalil-dalil yang bersumber pada Alquran dan hadits. Salah satu dalilnya ada dalam riwayat berikut ini“Aku memohon kepada Engkau dengan semua nama yang menjadi nama-Mu, baik yang telah Engkau jadikan sebagai nama diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau Engkau sembunyikan menjadi ilmu gaib di sisi-Mu,” HR. Ahmad.Sifat wajib Allah berdasarkan jumhur ulama, ada sekitar 20 sifat, tujuh di antaranya adalah sebagai penguat dari tujuh sifat yang lain. Berikut akan dijabarkan sifat wajib Allah beserta Wajib Allah dan DalilnyaIlustrasi berdoa. Foto FreepikWujud artinya ada. Maksudnya, adanya Allah itu bukan karena ada yang menciptakan-Nya, tetapi Dia memang ada dengan sendirinya. Pada hakikatnya, keyakinan terhadap adanya Allah bagi manusia terjadi ketika manusia itu secara naluriah, manusia sejak dilahirkan selalu membutuhkan perlindungan atau pertolongan yang sifatnya mutlak. Kecenderungan mencari perlindungan ini disebut religious instinct atau insting adalah sesuatu yang gaib. Akal manusia tidak mungkin dapat memikirkan-Nya. Oleh sebab itu, Rasulullah melarang orang yang berusaha memikirkan dan mencari hakikat dari keberadaan bersabda “Pikirkanlah tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu memikirkan hakikat Zat Allah, karena sesungguhnya kamu tidak akan mampu melakukannya.” HR. Abu Asy-Syaikh.Qidam artinya dahulu. Maksudnya bahwa Allah itu terdahulu dan tidak didahului oleh sesuatu. Manusia tidak dapat mengetahui dengan pasti kapan alam semesta ini dibuat serta dari bahan apa dan bagaimana proses pasti adalah bahwa alam semesta ini baru ada setelah diciptakan oleh Dia Sang Maha Pencipta. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Hadid ayat 3, yang artinya “Dialah Yang Awal, Yang Akhir.”Baqa artinya kekal. Allah itu kekal, berbeda dengan makhluk-Nya yang semuanya berproses menuju kepada kehancuran atau kebinasaan. Misalnya manusia, dari janin dalam kandungan, kemudian dilahirkan menjadi bayi, lalu tumbuh menjadi anak-anak, remaja, dewasa, tua dan pada waktunya akan yang demikian itu merupakan sunnatullah atau hukum alam. Jadi, semua makhluk berubah-ubah, berproses menuju kehancuran. Sementara Allah sebagai pencipta makhluk bersifat kekal, tidak berubah-ubah. Sebagaimana firman Allah yang artinya “Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.” QS. Al Qasas 88.4. Mukhalafatuhu lil-HawadisiMukhalafatuhu lil-hawadisi artinya berbeda dengan semua makhluk. Telah ditegaskan dalam berbagai ayat Alquran dan hadits bahwa tidak ada satu pun makhluk yang dapat menyamai Allah Muslim dituntut untuk meyakini bahwa tidak mungkin Allah Yang Maha Pencipta sama dengan makhluk ciptaan-Nya, baik Zat-Nya maupun sifat-sifatnya. Alquran menegaskan yang artinya “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.” QS. Asy-Syura 11.Qiyamuhu binafsihi artinya berdiri sendiri. Maksudnya adalah Allah tidak membutuhkan bantuan apa pun dan dari siapa pun. Sebagaimana firman-Nya dalam surah yang rtinya “Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah, dan Allah Dialah Yang Mahakaya tidak memerlukan sesuatu, Maha Terpuji.” QS. Fatir 15.Ilustrasi mengimani sifat wajib Allah. Foto FreepikWahdaniyyah artinya Maha Esa. Allah adalah satu satunya Tuhan bagi seluruh umat. Tidak mungkin ada dua atau bahkan lebih dari satu Tuhan, karena akan menimbulkan malapetaka. Allah berfirman “Seandainya pada keduanya di langit dan di bumi ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu saja keduanya telah binasa.” QS. Al-Anbiya 22.Quadrat artinya kuasa. Banyak sekali bukti tentang kekuasaan Allah, antara lain adanya jagat raya yang terdiri dari berjuta bintang dan planet yang selalu bergerak teratur tanpa terjadi manusia yang sejak Nabi Adam hingga sekarang sudah miliaran jumlahnya, tetapi tidak ada dua orang manusia pun yang persis sama. Dua contoh tersebut adalah bukti Mahakuasanya tidak mungkin peristiwa yang sangat rumit dan luar biasa itu dikendalikan oleh Zat yang memiliki kelemahan. Firman Allah dalam surah Al-Ahzab ayat 27 “Dan Allah Mahakuasa terhadap segala sesuatu.” QS. Al-Ahzab 27.Iradat artinya berkehendak. Allah bebas menentukan kehendak atau kemauan-Nya tanpa ada apa dan siapa pun yang dapat memerintah atau sesuatu yang diciptakan Allah adalah atas kehendak-Nya, bukan karena terpaksa atau tidak sengaja. Dalam Alquran diterangkan yang artinya “Mahakuasa Melakukan apa yang Dia kehendaki.” QS. Al-Buruj 16.Ilmu artinya mengetahui. Bagi Allah, untuk menciptakan sesuatu tidak perlu belajar. Sebab, Allah telah memiliki ilmu yang Mahalengkap. Ilmu Allah bersifat menyeluruh, Mahaluas dan sesuatu, baik yang lahir maupun yang gaib tak lepas dari pengetahuan-Nya. Allah berfirman yang artinya “Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” QS. Al-Mujadalah 7.Hayat artinya hidup. Hidupnya Allah tidak sama dengan hidup makhluk-Nya. Manusia dan binatang memerlukan jantung yang berdenyut, darah yang mengalir, tulang, daging, urat, dan sebagainya untuk hidup tidak memerlukan sesuatu. Allah Maha Hidup. Dia hidup sebagaimana mestinya Dia ada tanpa didahului oleh tidak ada atau tidak hidup. Dan hidup Allah tanpa berkesudahan. Alquran menegaskan yang artinya“Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup. Yang terus-menerus mengurus makhluk Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.” QS. Al-Baqarah 255.Ilustrasi berdoa. Foto FreepikSama artinya bersifat mendengar. Semua suara, baik yang nyaring, samar, bahkan yang tidak terdengar sama sekali oleh manusia pasti didengar Allah. Allah mendengar tidak memerlukan alat pendengar seperti manusia atau makhluk berfirman yang artinya “Allah tidak menyukai perkataan buruk yang diucapkan secara terus-terang kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." QS. An-Nisa' 148.Basar artinya melihat. Allah melihat segala sesuatu, baik yang besar maupun yang kecil, bahkan yang tersembunyi, tanpa bantuan alat untuk melihat. Penglihatan Allah tidak ada batasnya. Teknologi manusia yang paling canggih pun tidak mungkin dapat melihat Allah. Alquran menegaskan dalam surat Al Isra ayat 1, yang artinya "Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."Kalam artinya berkata-kata atau berfirman. Tentu saja cara Allah berkata-kata tidak sama dengan cara manusia berkata-kata. Dengan sifat ini, Allah berkomunikasi dengan hamba yang akan berkomunikasi dengan bahasa-Nya yang disebut kalamullah atau firman Allah. Dalam surah An-Nisa' ayat 164 disebutkan “Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung.”Qadiran artinya Mahakuasa. Sesungguhnya Allah Zat Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Sifat qadiran Allah SWT tertulis dalam Al-Quran surat Al Baqarah ayat 20 yang artinya“Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka.”Muridan artinya Maha Berkehendak. Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Kehendak Allah SWT bersifat mutlak dan tidak terbatas. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Hud ayat 107 berikut“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain. Sungguh, Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.”Aliman artinya Maha Mengetahui. Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Allah SWT maha mengetahui tanpa batasan dan tidak tertandingi oleh zat apa pun. Sifat ini tertulis dalam Alquran surat An Nisa’ Ayat 176. Ilustrasi mengajari anak sifat wajib Allah. Foto FreepikHayyan artinya Mahahidup. Sesungguhnya Allah Zat Yang Mahahidup, hidup selamanya dan tidak akan mati. Allah SWT hidup kekal dan abadi tidak terbatas oleh waktu, keadaan, dan tempat karena Allah SWT maha firman-Nya “Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” QS. Al Furqan 58.Sami'an artinya Maha Mendengar. Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Mendengar atas segala sesuatu. Pendengaran Allah SWT tidak terbatas dan terhalang oleh apa SWT berfirman “Tidak ada paksaan dalam menganut agama Islam, sesungguhnya telah jelas perbedaan antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus.” QS. Al Baqarah 256.Basiran artinya Maha Melihat, Sesungguhnya Allah adalah Zat Yang Maha Melihat atas segala sesuatu. Tidak ada satu hal apa pun yang bisa lepas dari pengawasan Allah SWT meskipun sudah tersembunyi menegaskan yang artinya “Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” QS. Al Hujurat 18.Mutakalliman artinya Maha Berkata-kata. Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Berkata-kata atau Maha Berfirman. Bukti Allah SWT berfirman adalah hadirnya Alquran sebagai pedoman umat muslim di seluruh dunia. Dalam surah An-Nisa' ayat 164 disebutkan “Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung.”Pengelompokan Sifat Wajib AllahSifat-sifat wajib bagi Allah di atas dibagi oleh para ulama tauhid menjadi empat bagian. Di antaranya adalah seperti yang dijelaskan dalam buku Aqidah Akhlaq oleh Taofik Yusmansyah, berikutSifat nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Zat Allah. Sifat Sebuah. nafsiyah ini hanya satu, yaitu salbiyah, yaitu sifat-sifat yang meniadakan sifat-sifat yang berlawanan dengan sifat wajib bagi Allah. Sifat salbiyah ini adalah Qidam, Baqa, Mukhalafatu lil hawadiši, Qiyamuhu binafsihi, dan ma'ani, yaitu sifat-sifat yang berhubungan dengan perbuatan Allah. Sifat ma'ani adalah Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sama', Basar, ma'nawiyah, yaitu sifat-sifat yang berkaitan erat dengan sifat-sifat ma'ani. Sifat-sifat ma'nawiyah ini tidak dapat berdiri sendiri karena setiap ada sifat ma'ani pasti ada sifat ma'nawiyah. Sifat-sifat ma'nawiyah ini adalah Qadiran, Muridan, 'Aliman, Hayan, Sami'an, Basiran, dan sifat wujud Allah?Apa yang dimaksud dengan sifat wajib bagi Allah?Salah satu sifat wajib bagi Allah adalah Mukholafatul lil Hawaditsi apa artinya?

ilmu allah yang tersembunyi